Tartous, 4 Maret 2025– Malam ini, Senin (3/3), pesawat milik Penjajah Israel dilaporkan melancarkan serangan udara yang menargetkan pelabuhan Tartous di wilayah barat laut Suriah.
Menurut laporan dari Otoritas Penyiaran Zionis, serangan ini terjadi bersamaan dengan laporan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang mengonfirmasi adanya ledakan keras di dekat pelabuhan Tartous, disertai dengan kolom asap tebal yang mengepul ke langit.
Serangan ini terjadi dalam konteks meningkatnya ketegangan di Suriah, di mana Penjajah Israel telah mengeluarkan ancaman eksplisit untuk melakukan intervensi militer langsung.
Ancaman tersebut dilontarkan dengan dalih “melindungi” komunitas Druze di kota Jaramana, sebelah selatan Damaskus. Dalam pernyataan resmi pada Sabtu lalu, kantor kepresidenan pemerintah Zionis menyatakan bahwa mereka akan menargetkan otoritas Suriah jika warga Druze di Jaramana menjadi korban serangan.
Baca Juga: Penjajah Israel Perluas Pendudukan di Suriah: Rencana Pemukiman Tandai Upaya Aneksasi Permanen
Eskalasi Serangan Zionis di Suriah
Menurut data yang dirilis oleh SOHR, sejak awal tahun 2025, Penjajah Israel telah melakukan 16 kali serangan terhadap wilayah Suriah. Sebanyak 14 di antaranya adalah serangan udara, sementara dua lainnya merupakan serangan darat.
Serangan-serangan ini telah menghancurkan sekitar 21 target, termasuk depot senjata, markas militer, pusat komando, dan kendaraan.
Korban jiwa akibat serangan ini termasuk dua tentara Suriah, dua warga sipil tak dikenal, dan satu orang yang terluka.
Eskalasi serangan ini terjadi bersamaan dengan upaya Penjajah Israel untuk memperluas pengaruhnya di garis depan utara Suriah. Analis menyebutkan bahwa Penjajah Israel berusaha memanfaatkan situasi tegang di Suriah selatan untuk membangun kembali perannya di wilayah tersebut dan menduduki area strategis.
Ledakan di Albukamal Tewaskan Tiga Orang
Di tengah eskalasi militer, ledakan dahsyat terjadi di kota Albukamal, yang terletak di perbatasan Suriah-Irak.
Menurut laporan aktivis media setempat, Abu Omar Al-Bukamal, sebuah truk tangki bahan bakar meledak di dekat stasiun pengisian bahan bakar di bundaran Al-Sukkariyah. Ledakan ini menewaskan setidaknya tiga orang dan melukai lebih dari 15 warga sipil, beberapa di antaranya dalam kondisi kritis.
Ledakan juga menyebabkan kerusakan parah pada sejumlah kendaraan dan memicu kepanikan di daerah tersebut. Tim penyelamat segera dikerahkan untuk mengevakuasi korban.
Kota Albukamal, yang berada di bawah kendali pemerintahan Suriah, sebelumnya dikenal sebagai pusat aktivitas milisi pro-Iran dan rute penyelundupan senjata serta narkoba antara Suriah dan Irak.
Ranjau Darat Tewaskan Tiga Warga Sipil di Latakia
Dalam insiden terpisah, tiga warga sipil tewas dan dua lainnya terluka akibat ledakan ranjau darat di daerah Kabana, pedesaan Latakia. Korban sedang bekerja menebang pohon ketika ranjau sisa perang meledak di mobil mereka.
Tim Pertahanan Sipil setempat segera mengevakuasi korban ke rumah sakit terdekat dan memulangkan jenazah kepada keluarga mereka.
Menurut SOHR, ranjau darat dan sisa-sisa perang masih menjadi ancaman serius bagi warga sipil Suriah. Sejak awal tahun 2025, tercatat 221 warga sipil tewas akibat ledakan benda-benda sisa perang, termasuk 43 anak-anak.
Insiden ini juga menghambat kegiatan pertanian, ekonomi, serta upaya pemulangan warga sipil ke rumah mereka.
Jangan Lewatkan: Turkiye dan Inggris Gelar Pertemuan di Ankara Bahas Masa Depan Suriah
Konteks Regional dan Implikasi
Serangan udara Penjajah Israel di Tartous dan eskalasi kekerasan di Suriah selatan terjadi dalam konteks ketegangan regional yang semakin memanas. Penjajah Israel terus memanfaatkan situasi konflik di Suriah untuk memperkuat posisinya, sementara pihak Suriah dan sekutunya berupaya mempertahankan kendali atas wilayah strategis.
Para pengamat menilai bahwa serangan ini dapat memicu respons dari pihak-pihak yang terlibat dalam konflik Suriah, termasuk Iran dan Rusia, yang memiliki kepentingan strategis di wilayah tersebut.
Eskalasi ini juga berpotensi memperburuk kondisi kemanusiaan di Suriah, di mana warga sipil terus menjadi korban dari sisa-sisa perang dan serangan militer.
(Sumber: ikhwanonline.com dan sumber-sumber lainnya)




