Penjajah Israel dan AS Kompak Menolak Rencana Arab Rekonstruksi Gaza

by
Gaza yang dihancurleburkan Penjajah Israel dukungan AS dan sekutunya. (Foto: aljazeera.net)

KBAI, 8 Maret 2025 – Pemerintah Amerika Serikat dan Penjajah Israel secara resmi menolak rencana rekonstruksi Jalur Gaza yang diajukan oleh Mesir dan diadopsi oleh Liga Arab dalam pertemuan puncak pada Selasa (4/3/2025).

Penolakan ini menegaskan ketegangan antara kepentingan strategis kedua negara dengan upaya negara-negara Arab untuk memulihkan Gaza pasca-konflik.

Baca Juga: KTT Kairo Adopsi Rencana Mesir untuk Rekonstruksi Gaza, Tolak Usulan Pemindahan Trump

Penolakan Amerika Serikat

Gedung Putih, melalui juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Brian Hughes, menyatakan bahwa rencana Mesir “tidak menyentuh kenyataan di lapangan.”

Hughes menegaskan bahwa Gaza dinilai tidak lagi layak huni, dan penduduknya tidak dapat hidup secara bermartabat di tengah reruntuhan serta ancaman bom yang belum meledak.

Presiden AS Donald Trump, juga menolak rencana tersebut. Trump tetap bersikeras pada proposalnya yang disebut “Gaza Riviera”, yang menekankan pembangunan kembali Gaza tanpa melibatkan Hamas.

Proposal ini juga mencakup rencana penggusuran penduduk Gaza, yang telah menuai kritik dari berbagai pihak.

Penolakan Penjajah Israel

Reaksi Penjajah Israel terhadap rencana Mesir selaras dengan posisi pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Penjajah Israel menilai rencana tersebut bertentangan dengan kepentingan nasionalnya, terutama pasca 7 Oktober 2023.

Kementerian Luar Negeri Penjajah Israel secara resmi mengkritik keputusan KTT Arab, menyatakan bahwa pernyataan akhir pertemuan “tidak mencerminkan realitas saat ini.”

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Oren Marmorstein, menegaskan bahwa kekuasaan Hamas di Gaza “menghalangi peluang keamanan bagi Penjajah Israel dan negara-negara tetangganya.”

Penjajah Israel pun menolak keras kemungkinan kembalinya Otoritas Palestina ke Gaza, yang juga dianggap sebagai ancaman bagi stabilitas keamanan di wilayah tersebut.

Rencana Arab: Tiga Tahap Rekonstruksi

Rencana rekonstruksi yang diajukan oleh Liga Arab dirancang untuk membangun kembali Gaza dalam tiga tahap utama selama lima tahun (2025-2030), dengan total anggaran mencapai $53 miliar.

Tahap pertama, Pemulihan Awal, akan berlangsung selama enam bulan dengan anggaran $3 miliar. Fokusnya adalah membersihkan puing-puing, merehabilitasi area untuk perumahan sementara, memulihkan 60.000 unit rumah yang rusak sebagian, dan membangun 200.000 unit rumah sementara untuk menampung sekitar 1,56 juta orang.

Tahap kedua, Rekonstruksi Awal, direncanakan berjalan selama dua tahun dengan anggaran $20 miliar. Pada tahap ini, 200.000 unit rumah baru akan dibangun, infrastruktur dasar akan dikembangkan, dan proses pemindahan serta pemilahan puing-puing akan diselesaikan. Selain itu, 20.000 hektar lahan akan direklamasi, dan fasilitas layanan publik seperti sekolah dan rumah sakit akan dibangun.

Tahap ketiga, Rekonstruksi Lanjutan, akan berlangsung selama 2,5 tahun dengan anggaran $30 miliar. Tahap ini bertujuan untuk menyelesaikan pembangunan infrastruktur dan perumahan, serta memastikan keberlanjutan proyek rekonstruksi jangka panjang.

Pandangan Para Penjajah

Media dan para analis di tanah pendudukan secara umum mendukung penolakan rezim penjajah Israel terhadap rencana Mesir.

Omri Haim, kepala Departemen Urusan Arab di Channel 14, menyatakan bahwa rencana tersebut “tidak realistis dan berbahaya bagi Israel.” Ia menilai rencana Mesir bertentangan dengan proposal Trump yang mengusulkan penggusuran penduduk Gaza.

Smadar Perry, analis urusan Arab di surat kabar Yedioth Ahronoth, menyoroti bahwa penolakan Penjajah Israel terhadap rencana Mesir dapat membahayakan hubungan dengan Mesir, terutama terkait Perjanjian Damai Camp David.

Namun, Perry juga menyebut bahwa rencana Mesir memiliki kelemahan, seperti ketidakjelasan sumber pendanaan dan kesediaan Hamas untuk melucuti senjata.

Jangan Lewatkan: Penjajah Israel Perluas Pendudukan di Suriah: Rencana Pemukiman Tandai Upaya Aneksasi Permanen

Prospek Ke Depan

Dengan penolakan Amerika Serikat dan penjajah Israel, masa depan rekonstruksi Gaza masih belum jelas.

Negara-negara Arab, termasuk Mesir, tetap berkomitmen untuk melanjutkan upaya mereka, meski tanpa dukungan penuh dari Washington dan Tel Aviv.

Sementara itu, warga Gaza terus hidup dalam kondisi memprihatinkan, menunggu solusi nyata yang dapat membawa perubahan bagi kehidupan mereka. (im)

Sumber: aljazeera.net dan palestineintifada.net.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.