KBAI, 8 Maret 2025 – Pasukan tentara Suriah berhasil menguasai penuh pusat provinsi Latakia dan Tartus setelah dua hari bentrokan sengit melawan kelompok bersenjata yang diduga merupakan sisa-sisa loyalis rezim Bashar al-Assad.
Pengumuman ini disampaikan oleh pemerintah Suriah pada Jumat (7/3/2025), disusul dengan perpanjangan jam malam di kedua wilayah tersebut guna memastikan keamanan warga.
Menurut laporan Anadolu Agency, tentara Suriah mengerahkan bala bantuan besar-besaran, termasuk tank, kendaraan lapis baja, dan peluncur roket, ke Latakia dan Tartus. Operasi ini dilakukan sebagai respons atas serangan terhadap pasukan keamanan di Latakia pada Kamis malam.
Komandan polisi Latakia, melalui kantor berita resmi SANA, menyatakan bahwa situasi di kota tersebut kini telah aman. Pengepungan terhadap fasilitas keamanan dan militer telah dicabut, dan pasukan mulai melakukan operasi pembersihan di wilayah Jableh serta Qardaha, pedesaan Latakia.
Di Tartus, komandan operasi keamanan melaporkan bahwa pasukan Suriah telah menguasai kota tersebut dan memperluas kehadiran mereka ke daerah sekitarnya. Operasi penyisiran besar-besaran juga dilakukan di pedesaan Tartus dan kota-kota terdekat untuk memburu sisa-sisa kelompok bersenjata.
Baca Juga: Moskow-Damaskus Bernegosiasi: Pangkalan Militer Rusia Ditukar Dukungan Ekonomi Suriah
Bentrokan Mematikan dan Respons Militer
Bentrokan ini disebut-sebut sebagai yang paling mematikan sejak Assad digulingkan tahun lalu. Juru bicara Kementerian Pertahanan Suriah, Hasan Abdel-Ghani, menyatakan kepada Al Jazeera bahwa serangan pada Kamis di Latakia dan Tartus direncanakan dengan baik oleh kelompok loyalis Assad, yang menewaskan sejumlah personel keamanan.
Di Jableh, yang terletak 25 kilometer selatan Latakia, tentara Suriah berhasil mengamankan wilayah sekitar pangkalan Hmeimim dan pintu masuk utara kota, meski pertempuran masih berlangsung di bagian selatan.
Pesawat tanpa awak jenis Shahin dilaporkan digunakan secara intensif dalam pertempuran. Selain itu, pakaian dan peralatan militer yang ditinggalkan ditemukan, diduga dibuang oleh kelompok bersenjata saat melarikan diri.
Perpanjangan Jam Malam dan Korban Jiwa
SANA mengutip sumber dari Keamanan Umum Provinsi Latakia yang mengumumkan perpanjangan jam malam di Latakia hingga Sabtu pagi pukul 09.00 dan di Tartus hingga pukul 10.00.
Perpanjangan ini dilakukan untuk melindungi warga di tengah operasi militer yang masih berlangsung. TRT World melaporkan bahwa setidaknya 16 personel Administrasi Keamanan Umum tewas atau terluka dalam serangan di pedesaan Latakia, menandakan meningkatnya tingkat kekerasan.
Sejak pagi hari, tiga pemuda di Jableh dilaporkan tewas akibat serangan penembak jitu oleh kelompok bersenjata di lingkungan Al-Qamira. Meski jalur Tartus-Latakia kini dapat dilalui setelah kedatangan bala bantuan, bentrokan sporadis masih terjadi.
Pertempuran diperkirakan akan bergeser ke Qardaha dan pedesaan Latakia, wilayah pegunungan yang menjadi tempat persembunyian banyak buronan.
Pembantaian di Desa Al-Mukhtariyya
Aktivis media sosial menyebarkan video yang menunjukkan jasad pemuda dan pemudi yang tewas akibat tembakan di desa Al-Mukhtariyya, di jalur Aleppo-Latakia. Seorang sumber anonim dari Keamanan Umum Latakia menyatakan bahwa sebagian klip tersebut memperlihatkan 10 polisi dan personel keamanan yang dieksekusi oleh kelompok bersenjata setelah ditangkap.
Al Jazeera melaporkan bahwa warga setempat, khususnya komunitas Alawit di wilayah pesisir, merasa terancam sejak kejatuhan Assad, dengan kekerasan ini memperburuk ketegangan sektarian.
Jangan Lewatkan: Apa Tujuan Sebenarnya Penjajah Israel di Suriah?
Korban dan Dampak Konflik
Pelanggaran lain dilaporkan di pedesaan Tartus, di mana empat personel Keamanan Umum tewas setelah diserang pada Kamis. Kelompok bersenjata kemudian menyebar di Latakia, Jableh, dan Qardaha, memutus jalur internasional Latakia-Tartus, dan menyerang pos-pos keamanan, menyebabkan 15 personel tewas.
Menurut Syrian Observatory for Human Rights yang dikutip Anadolu Agency, setidaknya 44 orang tewas sejak bentrokan dimulai, terdiri dari 24 loyalis Assad, 20 personel keamanan serta tentara Suriah, dan empat warga sipil. (im)




