KBAI, 12 Mar. 25 – Pada hari kesebelas bulan suci Ramadan, serangan Penjajah Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza terus berlanjut, menewaskan setidaknya sepuluh warga sipil Palestina.
Serangan ini terjadi meskipun adanya perjanjian gencatan senjata yang seharusnya menghentikan kekerasan.
Kejadian ini menambah daftar panjang pelanggaran hukum internasional yang dilakukan oleh Penjajah Israel sejak 7 Oktober 2023.
Baca Juga: Penjajah Israel dan AS Kompak Menolak Rencana Arab Rekonstruksi Gaza
Enam Warga Sipil Tewas di Gaza
Enam warga sipil Palestina tewas dalam dua serangan udara terpisah yang dilancarkan oleh Penjajah Israel di Rafah dan Kota Gaza. Menurut juru bicara Pertahanan Sipil Gaza, Mahmoud Basal, lima warga sipil, termasuk dua bersaudara, tewas akibat serangan di daerah Netzarim, selatan Kota Gaza.
Sementara itu, petugas medis melaporkan empat orang tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan udara yang menargetkan perkumpulan warga di timur Kota Gaza. Salah satu korban yang terluka kemudian meninggal dunia akibat luka-lukanya.
Selain itu, seorang warga sipil tewas tertembak oleh pasukan Penjajah Israel yang berada di poros Philadelphia, Rafah.
Sumber medis juga melaporkan seorang warga lainnya tewas akibat tembakan pesawat tak berawak Penjajah Israel di kota Al-Shawka, timur Rafah, di bagian selatan Jalur Gaza.
Empat Warga Sipil Tewas di Tepi Barat
Di Tepi Barat, empat warga sipil, termasuk seorang wanita berusia 58 tahun, tewas oleh tembakan pasukan Penjajah Israel di kota Jenin, utara wilayah tersebut.
Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan bahwa tiga warga sipil lainnya tewas dalam serangan fajar yang dilakukan oleh pasukan Penjajah Israel di Jenin. Identitas ketiga korban tersebut belum diketahui.
Hamas: Penjajah Israel Terus Lakukan Kejahatan
Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengecam keras serangan Penjajah Israel yang terus berlanjut di seluruh wilayah Palestina.
Menurut Hamas, Penjajah Israel terus melakukan pembunuhan massal, pemindahan paksa, pembongkaran rumah, penangkapan warga, dan penyiksaan brutal terhadap masyarakat Palestina.
Hamas juga menyatakan bahwa Penjajah Israel terus menutup jalur penyeberangan di Jalur Gaza, mencegah masuknya bantuan makanan, dan memutus aliran listrik selama sepuluh hari berturut-turut.
Dalam konferensi pers pada Selasa (11/3) malam, pemimpin Hamas Abdel Rahman Shadid mendesak para mediator internasional untuk memberikan tekanan maksimal kepada Perdana Menteri Penjajah Israel Benjamin Netanyahu dan pemerintahannya agar mematuhi ketentuan gencatan senjata, membuka penyeberangan, dan mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan.
Shadid menambahkan, “Kami berharap upaya utusan AS akan membuahkan hasil berupa dimulainya negosiasi untuk tahap kedua perjanjian gencatan senjata.”
Ia menekankan bahwa Hamas menangani perundingan gencatan senjata dengan sikap bertanggung jawab dan positif, termasuk perundingan dengan utusan AS untuk urusan penyanderaan.
Seruan kepada Masyarakat Internasional
Shadid menyerukan kepada masyarakat internasional untuk mengambil tindakan serius guna menekan Penjajah Israel agar menghentikan kejahatan dan pelanggaran beratnya di Tepi Barat dan Gaza.
Ia menegaskan bahwa Hamas menangani negosiasi gencatan senjata dengan sikap bertanggung jawab dan positif.
Jumlah Korban Terus Meningkat
Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan bahwa 36 martir dan 14 orang terluka tiba di rumah sakit di Jalur Gaza selama 24 jam terakhir.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa, kementerian tersebut menyebutkan bahwa 32 dari total martir ditemukan di bawah reruntuhan bangunan, sementara empat lainnya tewas akibat serangan langsung pasukan Penjajah Israel.
Sejak 7 Oktober 2023, jumlah korban tewas akibat serangan Penjajah Israel telah mencapai 48.503 orang, dengan 111.927 lainnya terluka.
Beberapa korban masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan-jalan, namun ambulans serta kru pertahanan sipil tidak dapat menjangkau mereka karena situasi yang semakin genting.
Jangan Lewatkan: Rencana Mesir untuk Gaza: Otoritas Palestina Kembali Berkuasa, Hamas Disingkirkan?
Pelanggaran Gencatan Senjata Terus Berlanjut
Serangan Penjajah Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza terus menimbulkan korban jiwa dan penderitaan bagi warga sipil Palestina.
Meskipun adanya perjanjian gencatan senjata, kekerasan terus berlanjut, menimbulkan pertanyaan serius tentang komitmen Penjajah Israel terhadap perdamaian dan hukum internasional.
Masyarakat internasional didesak untuk mengambil tindakan tegas guna menghentikan kekerasan dan melindungi warga sipil yang tidak bersalah. (im)
sumber: ikhwanonline.com




